Kamis, 21 Januari 2016

BERITA 26


Tanjungpinang Masih Butuhkan Beras Impor



Tanjungpinang - Keberadaan beras impor di Tanjungpinang  sebagai wilayah penyangga bagi pulau-pulau kecil di Provinsi Kepri masih diperlukan, Karena,  kondisi cuaca, dan panjangnya jalur distribusi membuat harga beras domestik jauh lebih mahal jika dibandingkan beras impor dengan kualitas yang sama.

"Sampai saat ini, harga beras domestik masih dikisaran Rp12.000 sampai Rp13.000-an per kilonya," kata Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Ekonomi Kreatif dan Penanaman Modal (Disperindag Ekraf dan PM) Kota Tanjungpinang, Teguh Susanto.

Selain itu, turunnya harga bahan bakar minyak beberapa waktu lalu serta operasi pasar yang dilakukan Bulog Sub Divre Tanjungpinang dengan menjual beras murah ke masyarakat, dinilai Teguh belum mampu untuk menstabilkan bahkan menurunkan harga beras domestik yang terus merangkak naik.

Ini dikarenakan, penurunan harga beras domestik mengacu pada beras impor yang harganya berada di bawah Rp10.000 per kilo. Sehingga,  operasi pasar yang dilakukan Bulog sejak Desember lalu, belum memberikan hasil yang diharapkan.

"Beras impor jangan jadi patokan, karena beras impor tidak melalui jalur resmi yang membuat murah, kalau banding beras lokal," kata Teguh.

Di sisi lain, stok beras domestik untuk masyarakat Kota Tanjungpinang di 11 distributor, mencukupi sampai akhir Januari 2016 nanti.

"Stok beras sampai pada Januari 2016, sebanyak 482,75ton yang masuk per dua minggu. Itu belum termasuk raskin, dan persedian beras di tingkat pengecer," tegas Teguh.

Artinya, banding dengan kebutuhan beras masyarakat Kota Tanjungpinang sebanyak 2315 ton per bulan, pasokan beras yang masuk per dua pekan tersebut mencukupi.

Walaupun kondisi beras masih stabil, pengaggum sosok Iwan Fals tersebut masih berpedoman perlunya ada beras impor dengan beberapa pertimbangan. Antara lain, dapat memberikan masyarakat beras kualitas tinggi dengan harga murah apabila dibandingkan dengan beras domestik, atau menekan harga beras lokal.

"Sebenarnya tujuan pemerintah membatasi impor beras adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun pada kenyataannya, meskipun harga beras domestik tinggi, petani tetap miskin justru pengusaha berasnya yang kaya," paparnya.

Itu terjadi karena, beras masih berasal dari Jawa dan Sumatera yang dibebankan pada biaya disetiap jalur distribusinya. Oleh sebab itu perlunya impor adalah untuk mempersingkat jalur distribusi beras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar